Ancaman TBC Di Sekitar Kita
Hampir setiap hari ada saja penderita TBC yang datang ke PKM, entah itu orang yang ingin melakukan periksa dahak maupun penderita yang sudah positif TB yang ingin berobat dan melakukan kontrol ulang.
Kebayang khan bagaimana khawatirnya, jika sedang berhadapan dengan penderita TB, ada rasa takut jika tertular. Karena penularannya yang sangat mudah, hanya dengan bertatap muka secara langsung dan bercakap-cakap saja ada kemungkinan penularan melalui udara.
Sayangnya walaupun pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengeliminasi TB paru dari atas bumi Indonesia, masih saja angka kejadian penyakit ini tetap tinggi dan cenderung meningkat. Dikarenakan banyaknya masyarakat yang belum mengerti seluk beluk tentang penyakit ini. Sehingga sebagian masyarakat tidak waspada ketika ada penderita TBC dewasa di sekitar mereka dan beranggapan bahwa TBC tidak menular.
Begitupun dengan penderita, banyak diantara mereka yang malas berobat secara tuntas karena memakan waktu yang cukup lama yakni sekitar 6 bulan masa pengobatan. Padahal sumber penularan yang paling berbahaya adalah orang dewasa yang positif menderita TB.
Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita SpA, dokter spesialis konsultan penyakit paru anak, dalam makalahnya, ‘Pencegahan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak’ ( tahun 2002) menyebutkan, karena sulitnya mendiagnosa TB pada anak, angka kejadian TB anak belum diketahui secara pasti. Namun bila angka kejadian TB dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian TB anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan basil tahan asam (BTA) positif akan menularkan 10 orang di lingkungannya, terutama anak-anak. Karenanya sangat penting untuk mendeteksi TB pada dewasa dan menelusuri rantai penularannya. Sehingga setiap anak yang mempunyai risiko tertular dapat dideteksi dini dan diberi pencegahan.
Karena itu dunia diingatkan akan bahaya TBC melalui TB Day setiap tanggal 24 maret.
Baiknya kita mengenali lebih jauh apa sih TBC/TB paru itu.
Tuberculosis adalah penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
Kuman tersebut masuk ke tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Selanjutnya kuman menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, sistem saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.
TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, jenis kelamin, di paru maupun di luar paru.
Tanda dan gejala yang terjadi pada penderita TB antara lain :
Penurunan berat badan, anoreksia (hilang nafsu makan), malaise (badan lemah), berkeringat malam hari.
Gejala :
* Demam, biasanya serupa dengan demam influenza dipengaruhi pula oleh berat ringannya infeksi kuman
TBC yang masuk.
* Batuk,terjadi karena infeksi pada bronchus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah terjadi
peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum/dahak). Pada keadaan lebih lanjut bisa berupa
batuk darah karena banyak pembuluh darah yang pecah.
* Sesak nafas
* Nyeri dada
* Sakit kepala, meriang dan nyeri otot.
Penularan penyakit ini melalui kontak kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk penderita yang terinfeksi kuman tuberculosis.
Biasanya anak-anak tertular dari orang dewasa di sekitar rumah ataupun saat berada di fasilitas umum seperti layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, pasar, angkutan umum dll.
Oleh karena itu sebaiknya penderita yang terdiagnosa TB harus berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan, tidak membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk memakai masker.
Perlunya penanggulangan dan untuk meminimalisir penyebaran TBC di masyarakat dapat dilakukan dengan cara promotif, yaitu penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu TBC, pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularannya maupun cara pencegahannya dan faktor resikonya. Serta sosialisasi imunisasi BCG di masyarakat.
Adapun cara preventif yaitu dengan mewajibkan vaksinasi BCG pada bayi baru lahir, meningkatkan kualitas hidup baik dari segi lingkungan maupun peningkatan gizi keluarga. Segera ke puskesmas/rumah sakit bila mengalami tanda-tanda penyakit TBC.
Dan yang terakhir dengan cara kuratif yaitu pengobatan tuberculosis secara tepat dan tuntas. Agar penderita tidak mengalami resistensi penyakit terhadap obat yang diberikan.
Kebayang khan bagaimana khawatirnya, jika sedang berhadapan dengan penderita TB, ada rasa takut jika tertular. Karena penularannya yang sangat mudah, hanya dengan bertatap muka secara langsung dan bercakap-cakap saja ada kemungkinan penularan melalui udara.
Sayangnya walaupun pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengeliminasi TB paru dari atas bumi Indonesia, masih saja angka kejadian penyakit ini tetap tinggi dan cenderung meningkat. Dikarenakan banyaknya masyarakat yang belum mengerti seluk beluk tentang penyakit ini. Sehingga sebagian masyarakat tidak waspada ketika ada penderita TBC dewasa di sekitar mereka dan beranggapan bahwa TBC tidak menular.
Begitupun dengan penderita, banyak diantara mereka yang malas berobat secara tuntas karena memakan waktu yang cukup lama yakni sekitar 6 bulan masa pengobatan. Padahal sumber penularan yang paling berbahaya adalah orang dewasa yang positif menderita TB.
Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita SpA, dokter spesialis konsultan penyakit paru anak, dalam makalahnya, ‘Pencegahan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak’ ( tahun 2002) menyebutkan, karena sulitnya mendiagnosa TB pada anak, angka kejadian TB anak belum diketahui secara pasti. Namun bila angka kejadian TB dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian TB anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan basil tahan asam (BTA) positif akan menularkan 10 orang di lingkungannya, terutama anak-anak. Karenanya sangat penting untuk mendeteksi TB pada dewasa dan menelusuri rantai penularannya. Sehingga setiap anak yang mempunyai risiko tertular dapat dideteksi dini dan diberi pencegahan.
Karena itu dunia diingatkan akan bahaya TBC melalui TB Day setiap tanggal 24 maret.
Baiknya kita mengenali lebih jauh apa sih TBC/TB paru itu.
Tuberculosis adalah penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
Kuman tersebut masuk ke tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Selanjutnya kuman menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, sistem saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.
TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, jenis kelamin, di paru maupun di luar paru.
Tanda dan gejala yang terjadi pada penderita TB antara lain :
Penurunan berat badan, anoreksia (hilang nafsu makan), malaise (badan lemah), berkeringat malam hari.
Gejala :
* Demam, biasanya serupa dengan demam influenza dipengaruhi pula oleh berat ringannya infeksi kuman
TBC yang masuk.
* Batuk,terjadi karena infeksi pada bronchus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah terjadi
peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum/dahak). Pada keadaan lebih lanjut bisa berupa
batuk darah karena banyak pembuluh darah yang pecah.
* Sesak nafas
* Nyeri dada
* Sakit kepala, meriang dan nyeri otot.

Biasanya anak-anak tertular dari orang dewasa di sekitar rumah ataupun saat berada di fasilitas umum seperti layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, pasar, angkutan umum dll.
Oleh karena itu sebaiknya penderita yang terdiagnosa TB harus berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan, tidak membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk memakai masker.
Perlunya penanggulangan dan untuk meminimalisir penyebaran TBC di masyarakat dapat dilakukan dengan cara promotif, yaitu penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu TBC, pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularannya maupun cara pencegahannya dan faktor resikonya. Serta sosialisasi imunisasi BCG di masyarakat.
Adapun cara preventif yaitu dengan mewajibkan vaksinasi BCG pada bayi baru lahir, meningkatkan kualitas hidup baik dari segi lingkungan maupun peningkatan gizi keluarga. Segera ke puskesmas/rumah sakit bila mengalami tanda-tanda penyakit TBC.
Dan yang terakhir dengan cara kuratif yaitu pengobatan tuberculosis secara tepat dan tuntas. Agar penderita tidak mengalami resistensi penyakit terhadap obat yang diberikan.
Komentar
Posting Komentar